Wednesday, January 21, 2009

Gerhana Matahari Cincin 26 Januari 2009

By Hanief Trihantoro • Jan 12th, 2009 at 3:15 pm • Category: Matahari, Observasi

Dua peristiwa gerhana Bulan sudah pernah saya bahas, yaitu gerhana Bulan total pada Agustus 2007 dan gerhana Bulan sebagian pada Agustus 2008. Kali ini saya akan membahas gerhana Matahari yang akan terjadi dalam waktu dekat ini, yaitu Gerhana Matahari Cincin (GMC) tanggal 26 Januari 2009.
Secara umum, gerhana Matahari terjadi ketika Bulan berada di antara Matahari dan Bumi, sedemikian sehingga cahaya Matahari yang biasanya mengenai permukaan Bumi akan terhalang oleh Bulan (lihat gambar di bawah). Apabila seluruh piringan Matahari tertutup sempurna oleh Bulan, kita di Bumi akan menyaksikan terjadinya gerhana Matahari total (A). Sedangkan bila bagian tengah Matahari gelap tertutup Bulan namun bagian tepi piringannya masih dapat terlihat dari Bumi, berarti yang sedang terjadi adalah gerhana Matahari cincin (B).

Sketsa gerhana Matahari. Sumber: en.wikipedia.org
Sketsa gerhana Matahari. Sumber: en.wikipedia.org

Namun tidak semua orang di Bumi dapat melihat fase total atau cincin setiap kali gerhana Matahari total atau cincin itu terjadi. Hanya sebagian kecil penduduk Bumi yang dapat melihatnya. Sementara kebanyakan orang hanya dapat melihat gerhana Matahari sebagian saja (C).

Lintasan Gerhana
Hari Senin tanggal 26 Januari 2009 nanti, kita yang berada di Indonesia beruntung karena mendapat kesempatan untuk menyaksikan peristiwa gerhana Matahari. Beberapa wilayah Indonesia bahkan dilewati oleh jalur gerhana Matahari cincin (lihat gambar di bawah). Jalur tersebut diketahui akan melintasi bagian selatan pulau Sumatera (Lampung dan sekitarnya), bagian barat pulau Jawa (Cilegon, Serang, Anyer, dan sekitarnya) dan bagian tengah pulau Kalimantan. Sedangkan pengamat di wilayah Indonesia lainnya hanya bisa menyaksikan gerhana Matahari sebagian. Jadi jika Anda ingin menyaksikan GMC, silakan datang ke tempat-tempat tersebut.

GMC 26 Januari 2009. Sumber:NASA Eclipse Web Site
GMC 26 Januari 2009. Sumber:NASA Eclipse Web Site

Lalu kapan tepatnya peristiwa GMC itu berlangsung? Proses GMC itu akan diawali dengan tertutupnya piringan Matahari oleh Bulan pada pukul 15.21 WIB. Kemudian Matahari akan berubah menjadi bentuk sabit hingga akhirnya seluruh piringan Bulan sudah berada di dalam piringan Matahari. Inilah yang disebut dengan puncak GMC, yang akan terjadi pada pukul 16.40 WIB. Kita akan melihat Matahari berbentuk cincin selama sekitar 6 menit. Setelah itu Bulan mulai keluar dari piringan Matahari hingga pada pukul 17.52 WIB Bulan sudah benar-benar meninggalkan piringan Matahari sebagai tanda bahwa peristiwa GMC ini sudah berakhir. Jadi dari perhitungan di atas, berarti waktu yang kita miliki untuk melihat Bulan menutupi Matahari adalah sekitar 90 menit.

Simulasi di atas berlaku untuk pengamat yang berada di bagian selatan pulau Sumatera. Untuk di kota Semarang, Gerhana Matahari Sebagian akan mulai sekitar pukul 15.23 dan berakhir pada pukul 17.48 WIB. Animasi kenampakan kedua gerhana tersebut saya sertakan di bawah. Animasi ini dibuat dengan program Cartes du Ciel 2.76.

Ilustrasi GMC dari bagian selatan pulau Sumatera
Ilustrasi GMC dari bagian selatan pulau Sumatera
Ilustrasi GMC dari Semarang
Ilustrasi GMC dari Semarang

Bagaimana dengan kenampakan dan waktu gerhana untuk daerah lain? Silakan lihat datanya di halaman ini. Data gerhana untuk beberapa daerah di Indonesia dan daerah-daerah di seluruh dunia ada di sini, lengkap dengan animasi dan ilustrasi kenampakan gerhananya.

Bagaimana, apakah Anda tertarik untuk melakukan pengamatan gerhana ini? Untuk itu, Anda harus mempersiapkannya dengan baik. Berikut saya jelaskan 3 hal penting yang harus diperhatikan dalam mempersiapkan pengamatan.

1. Cara pengamatan
Anda harus tahu cara yang aman dalam melakukan pengamatan Matahari. Pengamatan Matahari (gerhana atau tidak) tidak bisa dilakukan sembarangan. Karena energi yang dipancarkan Matahari begitu besar, mata kita dapat menjadi rusak (temporer atau bahkan kebutaan permanen) jika kita melihat Matahari secara langsung (mata telanjang) ataupun dengan alat bantu optik (teleskop, binokular, atau kamera). Ada setidaknya empat cara aman untuk mengamati Matahari, baik dalam keadaan gerhana atupun tidak. Silakan tentukan cara mana yang menurut Anda bisa Anda lakukan.

Pertama, melihat citra Matahari yang diproyeksikan ke kertas dari kamera lubang jarum (pinhole camera). Kamera ini bisa dibuat sendiri dengan mudah dan murah karena kita bisa buat sendiri dari benda-benda di sekitar kita (contohnya dapat dilihat di sini).

Kedua, melihat citra Matahari yang diproyeksikan dari teleskop atau binokular. Cara ini juga murah dan sederhana untuk dilakukan jika kita mempunyai dan ingin menggunakan alat bantu optik (misalnya teleskop) untuk mengamati Matahari. Lihat gambar berikut sebagai ilustrasinya.

Ketiga, melakukan pengamatan dengan teleskop atau binokular yang dillengkapi dengan filter Matahari khusus yang berguna untuk mengurangi intensitas cahaya Matahari yang masuk ke teleskop atau binokular. Filter ini tersedia di toko-toko penjual peralatan astronomi yang sudah ada beberapa di Indonesia.

Keempat, kita bisa membuat filter Matahari sederhana (lihat halaman ini untuk melihat cara pembuatannya). Tapi, filter tersebut bukan untuk pengamatan dengan alat bantu optik seperti teleskop, binokular, atau kamera foto. Hanya untuk pengamatan dengan mata telanjang saja.

2. Lokasi pengamatan
Jika Anda sudah siap dengan peralatannya, tentukan lokasi yang akan Anda datangi untuk melakukan pengamatan. Jika Anda ingin mengamati GMC namun Anda tidak tinggal di daerah yang dapat melihatnya, tentunya Anda harus menyiapkan akomodasinya (transportasi dan penginapan) seawal mungkin. Ingat, GMC ini mungkin akan mengundang perhatian banyak orang dari seluruh dunia karena Indonesia adalah lokasi yang strategis. Ketidaknyamanan akibat kurang siapnya akomodasi sebaiknya tidak terjadi agar tidak menghambat Anda dalam melakukan pengamatan GMC.

Hal penting lainnya yang masih berkaitan dengan lokasi untuk melakukan pengamatan adalah lokasi tersebut haruslah memiliki langit sebelah barat yang bebas halangan (dari gedung, pohon, pegunungan, atau lainnya), karena gerhana nanti akan berlangsung di langit sebelah barat. Jika bisa, survey lokasi pengamatan sebelum hari-H akan memudahkan Anda dalam melakukan pengamatan nantinya.

3. Cuaca
Satu hal yang terpenting untuk diperhatikan di hari-H adalah masalah cuaca. Keberhasilan pengamatan gerhana nanti memang sangat bergantung pada cuaca lokasi. Namun kita tidak bisa berharap bahwa cuaca akan baik pada saat gerhana berlangsung. Jadi yang bisa kita lakukan adalah mempersiapkan diri untuk menghadapi kemungkinan terburuk, yaitu saat turun hujan deras. Peralatan yang kita bawa harus bebas dari resiko basah terkena hujan. Lengkapi bawaan kita dengan sejumlah tas plastik besar (trash bag) sebagai antisipasi darurat kala hujan turun tiba-tiba.

Itu tadi langkah-langkah persiapan untuk Anda. Semoga rencana Anda bisa berjalan lancar dengan melakukan persiapan yang saya berikan itu. Bagaimana dengan rencana pengamatan saya? Saya kemungkinan besar akan melakukan pengamatan gerhana ini di Semarang. Namun belum ada kepastian masalah lokasinya, karena saya masih menunggu jawaban dari beberapa pihak yang memiliki teleskop di Semarang. Apabila Anda ingin melakukan pengamatan bersama dengan saya, silakan hubungi saya melalui email hanief[dot]trihantoro[at]yahoo[dot]com, atau silakan lihat diskusinya di mailing list astronomi_semarang di yahoogroups .

Terakhir, sekali lagi saya ingatkan: JANGAN SEKALIPUN MENGAMATI MATAHARI TANPA FILTER PENAPIS CAHAYA MATAHARI, BAIK MEMAKAI MATA TELANJANG, TELESKOP, ATAU ALAT BANTU OPTIK LAINNYA, KARENA AKAN MERUSAK DAN BAHKAN MEMBUTAKAN MATA ANDA. Selamat melakukan pengamatan!

Artikel ini juga dapat dilihat di Weblog Astronomi Berbahasa Indonesia

No comments: